Gizi Buruk


Mengonsumsi pola makan seimbang sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan kita. Makanan menyediakan energi, protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk hidup, tumbuh, dan tetap aktif. Kita memerlukan variasi makanan yang luas untuk mendapatkan cukup nutrisi dalam menjalani kehidupan yang sehat dan produktif...

Sayangnya, di banyak negara — baik kaya maupun miskin — makanan yang kaya nutrisi seperti ikan, kacang-kacangan, buah, dan sayuran sering kali terlalu mahal bagi kebanyakan orang, atau tidak aman, tidak praktis, kurang menarik, dan terkadang tidak tersedia.

Gizi buruk disebabkan oleh interaksi antara pola makan yang kurang berkualitas dan lingkungan kesehatan yang tidak memadai, dan dapat muncul dalam berbagai bentuk, di antaranya:

  • pertumbuhan anak yang buruk (stunting, wasting, dan berat badan kurang);
  • defisiensi mikronutrien (kekurangan vitamin dan mineral);
  • kelebihan berat badan dan obesitas (berat badan atau lemak tubuh berlebih);
  • penyakit tidak menular (seperti diabetes atau penyakit jantung).

Berikut adalah beberapa fakta terkait gizi buruk1:

  • 1 dari 3 orang di dunia mengalami satu atau lebih bentuk gizi buruk. Setiap negara setidaknya mengalami satu bentuk masalah gizi buruk, dan sebagian besar negara menghadapi lebih dari satu jenis.
  • 821 juta orang di seluruh dunia tidak mendapatkan cukup kalori untuk terhindar dari rasa lapar kronis.
  • 2 miliar orang tidak mengonsumsi vitamin dan mineral yang cukup untuk pertumbuhan yang sehat.
  • Stunting (kerdil) dan wasting (kurus) berkontribusi terhadap 45% kematian anak di bawah 3 tahun, dan pola makan buruk berhubungan dengan 22% dari semua kematian dini pada orang dewasa2.
  • Anak yang mengalami stunting pada usia 3 tahun umumnya memiliki prestasi sekolah yang lebih rendah dan lebih berisiko hidup dalam kemiskinan saat dewasa.
  • Kelebihan berat badan dan obesitas memengaruhi 2 miliar orang secara global, dan jumlahnya meningkat di hampir semua negara di dunia.
  • 151 juta anak di bawah lima tahun mengalami gangguan perkembangan fisik dan kognitif (stunting).
  • 8 dari 15 faktor risiko dalam beban penyakit global terkait dengan pola makan yang buruk3.
  • 1 dari 5 kematian berhubungan dengan pola makan yang buruk4.
  • 11% dari produk domestik bruto di Afrika dan Asia diperkirakan hilang setiap tahun akibat gizi buruk.
  • Rata-rata, pemerintah di Afrika dan Asia hanya mengalokasikan 0,4% dari total anggaran nasional mereka untuk program gizi, dan 5% untuk kesehatan secara umum, walaupun gizi buruk merupakan faktor risiko terbesar dalam beban penyakit mereka.
  • Setiap satu dolar yang diinvestasikan untuk gizi, menghasilkan 16 dolar dalam bentuk keuntungan.

Meski beberapa negara menunjukkan keberhasilan menurunkan gizi buruk (misalnya Bangladesh, Ghana, Senegal, dan Vietnam), dunia masih tertinggal dalam memenuhi Target Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2 untuk mengakhiri gizi buruk dalam segala bentuk pada 2030. Kami bekerja sama dengan mitra kami untuk segera mengubah situasi ini.